Thursday, November 8, 2012

PIJAR HEROIK #1


PIJAR HEROIK #1

Genre : Kumpulan kisah nyata tentang perjuangan Ibu
Penulis : Boneka Lilin et Boliners
Editor : Boneka Lilin
Layout : Boneka Lilin
Design Cover : Ary Hansamu Harfeey
Penerbit : Penerbit Harfeey
ISBN : 978-602-18917-0-4
Tebal : 165 Hlm; 14,8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp40.000,- (Untuk seluruh kontributor, diskon 20% setiap pembelian bukunya)

SINOPSIS

Bukan sekedar kisah yang merangkum sosok renta yang gemar mengumpulkan karet gelang dan kantong kresek bekas di gantungan rak. Bukan juga sebatas cerita tentang keceriwisan perempuan paruh baya yang terpusing-pusing karena melakoni multyjob dalam sisa hidupnya.

Lebih dari itu, “Pijar Heroik” menampilkan sosok bunda dengan beragam kekuatannya, bahkan lebih dari ayah. Tentang ia yang bisa mengangkat satu karung penuh berisi padi atau rumput, meski harus berjalan terhuyung karena ringkih tubuhnya berontak dengan berat yang dibebankan. Juga ia yang bertelanjang kaki menapaki seng-seng panas demi bertarung mengalahkan kepongahan matahari yang harus ditaklukannya, berharap sesuap nasi bagi sang buah hati. Atau ia yang rela memangkas jam tidurnya, hanya agar anggota keluarga tak merasa kekurangan satu hal apa pun dalam melewati hari.

“Pijar Heroik”, berkisah tentang ia. Seorang ibu yang kerap merendahkan diri, demi meninggikan anak-anaknya, agar dapat hidup berkelayakan. Meski raganya terkikis habis setiap detik, ia tetap abai, asal si jantung hati bisa menikmati hangat pijar darinya. Bahkan meski pijar itu memakan tubuhnya hingga mematikan, bunda tetap bertahan hingga titik terang penghabisan.

Penulis Kontributor :
Boneka Lilin, Fitria Widaswari, Lamia Melodi, R. Maryana, Rohmatin Nur Dhuha, Mukti Hening Pratiwi, Lestari Lasma Sibarani, Melfar, Atjie T.S. Baruwati, Endang SSN, DP. Anggi, Achmad A. Arifin, Isna Noor Fitria, Naelil, Nheryn Richa, Ismi Dita Muniroh, Tomy M. Saragih, Nurul Kartikaningsih, Dwitya Sobat Ady Dharma, Azzahra Senja, Bintang Khawarizmi, Dien Ilmi, Bondan Al-Bakasiy, Jioo Erhyria, Rahel Simbolon, Rizqia Urfa, Siti Nur Hasanah, Anung D'Lizta, Zuhroh Astie, Ratih Indri Hapsari, Imas H.M, Muhammad Zuhri Anshari, Vinny Erika Putri, Esa Pelangi Senja.



Buku inspiratif ini sudah bisa diorder melalui inbox FB Penerbit Harfeey, para kontributor, atau sms ke nomor 081904162092. Mari membaca kisah tentang sosok heroik sepanjang masa! :)



Yuk Mendongeng!


Judul : Yuk Mendongeng 2012
Pengarang : Nenny Makmun, dkk
Ukuran : 14 cm x 20 cm
Tebal : vi + 158 hlm
Harga : 38.000

CARA PEMESANAN :
Ketik: YM 2012# NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP # JUMLAH # NO TELP
Kirim ke : 082333535560
Nanti Anda akan mendapatkan SMS No.Rek dan jumlah yang harus dibayarkan.

Yuk Mendongeng
Dunia anak yang penuh imjinasi tertuang dalam tulisan dongeng anak flash fiction Yuk Mendongeng 2012 ini.
Dongeng mengalir dari berbagi jenis dan banyak penulis dongeng yang ternyata tidak kalah menarik dari cerita-cerita pendongeng besar HC Andresen.
Berbagai kisah tertuang dari beragam cerita fabel, clasicc story, princess story, tools story bisa menjadi sumber untuk menina-bobokan putera-puteri Bunda dan adik-adik kecil kita.
Ada kisah raja hutan yang bijaksana, tetapi sayang adiknya tidak mencontoh sikap kakaknya, hingga sesuatu ada yang membuatnya tersadar. Kisah yang menarik untuk disimak.
Kisah jamur merang yang merasa putus asa karena merasa menjadi mahluk yang paling malang, sehingga berprasangka buruk pada Sang Pencipta.
Juga kisah seekor puteri yang memiliki pendengaran super walau kondisi telinganya seperti cacat dan berkeinginan menjadi normal tetapi kehilangan kelebihannya. Bagaimana kisah selanjutnya ketika kesempatan untuk menjadi normal datang?
Ada 42 dongeng yang bisa kita kisahkan dan akan banyak membawa pesan moral. Sangat baik untuk si kecil. Nikmati kebersamaan dengan buku Yuk Mendongeng 2012.


Penulis :
Eka Bunda Walady, Agustina Dewi, Yuni Retnowati, Lisa Irmaria, Fenny Wahyuni, Syifa Yulia, Riska Novitha, AnisaAe Kepompong, Risalah Kerinduan, Bintang C Nurani, Risa Mutia, Mifta Resti, Khoirunnisa Bintsyaban, Dewi Mora Rizkiana, Rizkiyah Laili Fitri, Laila Karina II, Askar Marlindo, Melan Mahardika, Meliana Levina Prasetyo II, Angger Minerva, Kartika Nurazmi, Henriska Ruli Granger, Deddy Ibnu Hs Setiawan, PoeTri ShmiLy Vibria, Rusmin Nuryadin Abizz, Arinda Shafa, Nesha Mutiara, De Lizta, Asni Ahmad Sueb, Andalusiana Cordoba, Tomy Hadi Saputra, Abu Hassan AbdurRahman, Rahel L. Simbolon, Awiek Libra, Kamiluddin Azis, Fitri Laily, Dedek Fidelis Sinabutar, Bayu Rhamadani W, Ganda Rudolf, Atikah Azzahra, Irka Maharani, Rescue Iffah, Asep Fauzi Sastra, Winna Oktafianty, Heru Patria, Bunda Alvin, Benedicta Rizma Herdiyanti, Setya Ai Widi, Nenny Makmun dan  Ocha HermiAnie Granger.

AKSI PARA HANTU

TELAH TERBIT...!!!

Judul : Aksi Para Hantu
Penulis : Anung D'Lizta, Avet Batangprana, Rahel Simbolon dkk
Penerbit : deKa Publishing

ISBN 978-602-18496-6-8
Tebal : v + 108 hlm. ; 13 x 19 cm
Harga : Rp 30.000,- (belum termasuk ongkir)

Sinopsis :
Dunia hantu semakin heboh dengan ulah para hantu yang galau. Para iblis dan setan juga ikutan resah. Karena sekarang manusia lebih hebat tipu musilhatnya. Setan bingung untuk menyesatkan manusia karena sebelum para setan beraksi manusiai terlebih dahulu mengungguli aksi mereka.
Berbagai kisah hantu ini terkemas lucu dan unik. Tuyul dipenjara karena mencuri uang pejabat yang korupsi. Iblis pun kapok tak mau menggoda manusia. Aneka hantu seperti Kuntilanak, Wewe Gombel, Genderuwo, Pocong, Suster Ngesot dan aneka cerita menarik lainnya.
Mau tahu aksi para hantu? Di sinilah semua kisah dikupas secara detail.

***

Cara pemesanan dengan SMS, ketik :
APH # NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP - KODEPOS # JUMLAH BUKU # NO. HP
kirim ke 083879804181.

********

Harga Kontributor (Disc 20%, belum termasuk ongkir) :
Rp. 24.000,- per buku.


Wednesday, July 4, 2012

When You Believe

There can be miracles.
When you believe.
“Akan ada keajaiban ketika kau percaya”. Lagu "When You Believe" yang dipopulerkan oleh Mariah Carey, Whitney Houston & David Archuleta ini adalah the most favorite song buat kehidupan saya pribadi. Liriknya benar-benar kuat, menyentuh, dan memotivasi. Rasanya semangat yang hampir pudar seakan kembali lagi saat mendengar lagu ini. Sering saya merasa harapan dan mimpi saya sulit untuk tercapai apalagi di tengah banyaknya orang yang sering membuat saya patah semangat “Sudahlah! Untuk apa bermimpi terlalu tinggi, nanti kamu bisa jatuh kalau kamu tidak bisa mendapatkannya”. Inilah kalimat yang sering membuat saya putus asa dan berhenti untuk bermimpi bahkan berdoa. Terkadang saya jadi sering tidak percaya dengan Tuhan saat doa yang saya naikkan berulang kali tidak ada jawaban, padahal saya tahu bahwa Tuhan tidak pernah tidak memberikan jawaban. Tapi semenjak saya mendengar lagu ini, pola pikir dan kehidupan saya mulai berubah. Saya semakin percaya bahwa keajaiban itu nyata. Cukup dengan percaya sekalipun sulit rasanya untuk mempercayai dan meyakininya. Pada akhirnya saya harus mengakui bahwa lagu ini benar-benar menginspirasi saya untuk terus berjuang menghadapi badai kehidupan yang akan terus terjadi di hari-hari kedepan. Lagu yang memberikan kesan yang dalam yang membuat saya akhirnya menganggap lagu ini sebagai lagu yang benar-benar mewakili diri serta kehidupan saya.

Tuesday, July 3, 2012

Suka Duka Anak Pertama


Aku terlahir sebagai anak pertama dalam sebuah keluarga kecil, dimana aku memiliki Mama , Bapa dan adik yang saat ini tengah duduk di bangku sekolah. Berbicara mengenai anak pertama tentunya berbicara mengenai ketidakadilan yang sering digaung-gaungkan oleh sang adik. “Kok kakak terus yang duluan? Mama pilih kasih ah, mentang-mentang kakak anak pertama, kepentingan kakak trus yang didahuluin”. Begitulah sekilas yang sering aku alami tatkala aku meminta sesuatu dan Mama mengabulkannya. Memang menjadi anakpertama terkadang menyenangkan, namun saat sang adik tak suka dengan keberadaan kita tentu saja membuat kita merasa asing berada di dalam rumah itu. Padahal untuk urusan pendidikan, aku sudah berusaha untuk mengalah sejak aku masih duduk di bangku sekolah hingga sekarang aku duduk di bangku perguruan tinggi. Hanya saja sekali aku meminta, apa yang kuminta benar-benar sulit untuk didapatkan dan jika dikaitkan dengan materi, apa yang kuminta seringkali bernilai mahal. Untuk urusan pendidikan, aku selalu mengalah dengan lebih memilih sekolah negeri sementara ia bersekolah di sekolah swasta. Bahkan sampai saat ini, ia lulus dari SMA Swasta, sementara aku, sejak SMA hingga sekarang, aku duduk di bangku milik Negeri.
Sisi pedih yang juga kualami dengan statusku sebagai anak pertama ialah saat kedua orangtuaku menuntutku untuk melakukan hal yang lebih. Mereka menuntutku untuk bisa menjadi pribadi yang luar biasa. Sedikitpun aku tak boleh memiliki celah sekalipun aku katakan bahwa kapasitasku juga terbatas. Sementara adikku, kehidupannya jauh lebih bebas, tanpa tuntutan, dan tanpa tekanan. Sampai-sampai aku sering menyatakan bahwa aku benci dengan statusku. Aku juga ingin memiliki contoh, memiliki teladan , memiliki kakak ataupun abang yang bisa melindungi dan mengajariku dan aku ingin sekali lepas dari tekanan-tekanan itu. Setiap kali aku melihat dua orang kakak beradik yang tampak saling mengasihi, aku selalu iri, terlebih jika aku mendengar temanku yang sebaya denganku memiliki kakak yang selalu bisa melindungi dan mengasihinya. Memang tak ada pilihan yang tak memiliki sisi positif dan sisi negatif. Menjadi anak pertama memang menyenangkan, karena anak pertama-lah yang sering dimuliakan atas kedatangannya yang perdana. Namun di balik kesenangan itu, ada sisi pedih  yang tentunya sering dialami oleh anakpertama, yaitu menjadi luar biasa. Tuntutan untuk luar biasa adalah hal yang seringkali menjadi tekanan dan bagi pribadiku sendiri, tuntutan untuk luar biasa adalah tekanan yang sangat menyengsarakan. Tetapi itu semua kembali pada diri kita masing-masing. Setiap orang memiliki hidup dan pendapat yang berbeda. Jika saya berpendapat seperti ini, belum tentu orang lain berpendapat demikian. Akhir kata, apapun status anda, baik anak pertama, anak tengah, ataupun anak bungsu, jadilah anak yang membanggakan untuk dunia sekitar anda.

" Tulisan ini diikutsertakan pada Hajatan Anak Pertama yang diadakan oleh Sulung Lahitani "


Tuesday, June 19, 2012

Terimakasih 16!



Hai dunia !! Perkenalkan namaku Beauty. Aku terlahir ke dunia tepat 15 tahun yang lalu pada tanggal 25 Januari 1996. Terlahir sebagai anak terakhir di tengah-tengah keluarga yang didominasi oleh laki-laki membuatku tumbuh menjadi remaja yang tomboi. Ayahku laki-laki, kedua abangku laki-laki, dan bundaku mantan juara karate tingkat nasional. Keluarga kami adalah keluarga super. Kau tahu apa maksud super disini? Tak ada satupun dari kami yang lemah dalam hal berkelahi, apalagi bunda. Statusnya sebagai mantan atlet membuat ia ditakuti banyak orang, apalagi oleh ibu-ibu komplek yang teramat doyan menggosipkan keluarga kami. Setiap bunda lewat di depan mereka, secepat angin gossip-gossip murahan mulai berhembus dari bibir- bibir monster itu. 

“Eh jeng, itu Bu Sam lewat. Makin makmur aja tuh badan”
“Ya ampun jeng ini, biasa atuh istri pejabat badannya makmur, kan duit buat beli beras diambil dari duit Negara, duit Negara kan banyak gitu”
“Iya ya, mobilnya juga udah  nambah tuh. Kemaren saya lihat anaknya yang nomor dua yang make”

Untungnya bunda adalah sosok yang kuat, ia tak pernah terpengaruh dengan sindiran ataupun berita-berita tak sedap yang dibuat-buat sendiri oleh warga yang tak suka dengan keberadaan keluarga kami yang selalu terlihat harmonis. 

Oya, satu bulan lagi 2011 berakhir dan itu berarti 2012 akan datang. Jika kebanyakan orang menginginkan perayaan ulang tahun di angka 17, maka aku tidak. Meski saat ini aku telah duuk di bangku kelas 1 SMA, angka 16 tetap menjadi angka terindah untukku pribadi. Angka dimana kau akan merayakan tahun terakhirmu sebagai anak-anak sebelum angka 17 yang menuntutmu untuk mampu bersikap dewasa datang. Jujur aku tak ingin melepaskan statusku sebagai anak-anak. Masa kecilku begitu menyenangkan, orang-orang disekitarku selalu memanjakanku, dan pastinya aku tak perlu repot memikirkan berbagai persoalan hidup yang seringkali membuat orang-orang dewasa frustasi dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidup. 

Tunggu ! Sepertinya aku juga memiliki persoalan hidup yang hampir membuatku frustasi dan untungnya tidak membuatku memilih untuk mengakhiri hidup. Beberapa hari belakangan ini ada satu hal yang mengganggu pikiranku. Begini, di SMA-ku ada satu anak laki-laki yang begitu aku kagumi, namanya Andre. Dia adalah seniorku. Ia ampan, pintar, baik dan bintang di sekolah kami. Aku ingat, pertama kali kami bertemu pada saat aku sedang mengikuti MOS. Karena aku begitu bandel dan tak pernah mau menuruti keinginan para seniorku, aku diseret ke lapangan sekolah dan disuruh untuk berdiri di depan tiang bendera. Aku diminta untuk menghormati bendera. 

“Makanya jangan bandel, kalau diperintahin senior itu harusnya nurut, bukan malah ngebantah”
“Masih anak baru aja udah sok, gimana nanti kalau udah 1 tahun disini??!!”
“Pokoknya sampai jam 2 siang nanti, kamu harus tetap berdiri disini. Hormatin tuh bendera sampai puas !”

Saat itu kondisiku sedang tidak fit namun aku tak mau mengelak, aku tak mau terlihat lemah didepan senior-senior bodoh itu. Selama 7 jam aku berdiri sambil mengangkat tangan serta wajahku ke arah bendera. Keringat-keringat batu meluncur dari dahiku dan membasahi bibirku. Waktu telah menunjukkan pukul 14.00 WIB, namun tak ada satupun dari mereka yang menyuruhku untuk berhenti dan pulang. Aku tak kuat lagi dan akhirnya jatuh menelungkup. Dagu dan dahiku menyentuh lantai lapangan yang terbuat dari semen, membuatku tak mampu berdiri, sampai akhirnya seorang laki-laki datang menghampiriku dan mengangkatku menuju ruang UKS. 

“Aduhhh..sakit kak”
“Tahan ya, lukanya harus dibersihin biar kamu gak infeksi dik”
Di ruang UKS, ia membersihkan lukaku dengan pelan. Sakit rasanya apalagi saat ia menempelkan perban di daguku.
“Auuwwwww..Sakitt” aku berteriak menahan sakit
“Udah selesai kok, sekarang kamu istirahat aja dulu ya. Kakak ke kantin dulu ambilin makanan buat kamu. Kamu belum makan kan?”
“Belum kak”
“Yaudah tunggu ya”
Aku menunggu di ruang UKS sambil tidur di atas ranjang UKS. Tak lama kemudian ia datang membawa makanan dan minuman untukku. Diberikannya sepiring nasi goreng kepadaku untuk aku makan.
“Habisin ya dik makanannya, muka kamu pucat banget tuh”
“Iya kak, makasih ya”
“Sama-sama dik. Oya, kamu Beauty kan?? Anak baru yang paling bandel dan gak pernah nurut sama senior??!” ucapnya sambil tersenyum
“Hah?? Kakak tahu namaku?”
“Iyalah dik, nama kamu udah terkenal di sekolah ini. Mereka bilang diantara anak baru yang lagi MOS cuma kamu yang gak pernah nurut sama perintah mereka”
“Hehehe, habis mereka nyuruh yang aneh-aneh kak. Masa aku disuruh nembak cowok yang gak aku kenal??!!”
“Itulah namanya MOS dik, di MOS-lah anak-anak baru diajak buat mengenal lingkungan yang akan ditempatinya selama 3 tahun kedepan. Seharusnya kamu bisa manfaatin waktu ini buat mengenal senior-senior kamu, karena untuk kedepannya kamu pasti butuh bantuan mereka dalam belajar”
“Iya sih kak, tapi….”
“Yaudah makan aja dulu, gak perlu tegang gitu dik, biasa aja.Hehehe”
 “Iya kak”
“Oya namaku Andre, kalau kamu butuh bantuan atau apa, bilang aja sama aku. Sebisa kubantu pasti aku bakal bantu”
“Iya kak, makasih banyak ya Kak Andre” ucapku sambil tersenyum

Semenjak hari itu kami menjadi sahabat. Sosoknya yang begitu bijaksana dan selalu ada saat aku butuh membuatku begitu nyaman berada didekatnya. Dan satu lagi ia tak pernah mempermasalahkan sikapku yang tomboi dan tetap memperlakukanku sebagaimana ia memperlakukan wanita . Semua terasa begitu menyenangkan saat kami bersama sampai suatu hari ia membantu teman satu kelasku yang tertimpa kecelakaan, namanya Cantika. Aku tahu kalau Cantika menyukai Andre sejak Andre menerima surat cintanya pada MOS kemarin dan karena kecelakaan itu mereka semakin dekat. Awalnya aku tak terlalu mempermasalahkan kedekatan mereka karena aku juga sering turut ikut bersama mereka. Namun lama-kelamaan sikap Cantika menjadi aneh. Ia selalu membuat Andre agar menomorduakanku karena ia pikir aku menyukai Andre, sampai akhirnya Cantika menembak Andre, Andre menerimanya dan mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Aku tak berpikir aneh ataupun cemburu, justru aku senang atas jadinya hubungan mereka. Memang awalnya aku tak cemburu tapi lama-kelamaan aku merasa ada yang hilang. Aku kehilangan sosok Andre yang selalu ada untukku saat aku membutuhkan bantuan.

Dan itulah yang aku rasakan sekarang, hal yang membuatku hampir frustasi adalah kehilangan Andre. Belakangan ini aku semakin merasa galau saat aku harus mengakui bahwa aku menyukai Andre. Aku menyukainya layaknya seorang perempuan menyukai seorang laki-laki, bukan sekedar rasa kagum akan sosok seorang kakak. 

Di masa-masa menjelang ujian semester aku semakin rindu padanya yang selalu mengajarkan aku matematika. Maklum saja, untuk pelajaran heksakta, otakku bisa dibilang sangat lambat. Sejak kecil aku sudah divonis oleh berbagai psikolog bahwa otak kananku-lah yang paling dominan dan aktif. Itulah mengapa aku sering meminta Andre mengajariku karena kedua abangku juga sibuk dan mereka tidak punya terlalu banyak waktu untuk mengajariku. Dan sekarang, di minggu-minggu sebelum ujian berlangsung, aku berjuang sendiri untuk bisa menaklukkan soal-soal ini. Terkadang aku bermimpi bisa memiliki kemampuan yang lebih dalam bidang heksakta, namun orang-orang disekitarku terutama Andre seringkali menegurku.

“Coba ya, aku bisa matematika. Kenapa aku harus jago di bidang seni?? Kenapa gak jago di bidang hitung-hitungan aja?!!”
“Hussshhh. Gak boleh ngomong gitu, seharusnya kamu bersyukur kamu bisa melukis, nyanyi, nulis, dan buat film. Banyak loh diluar sana yang pengen punya kemampuan kayak kamu termasuk aku”
“Iya juga sih, tapi……”
“Pokoknya, aku gak mau ngedenger kamu ngeluh lagi. Syukurilah talenta yang udah Tuhan kasih buatmu, karena Tuhan gak sembarang dalam memberi talentaNya”
“Hmm, iya deh, mulai sekarang aku bakal terus bersyukur dan ngurangin yang namanya ngeluh”
“Sipp, gitu kan enak”

Memang aku berjanji untuk tidak mengeluh lagi, namun dibalik itu semua aku tetap ingin menjadi orang yang jago dalam heksakta. Sepeninggal Andre, aku semakin giat dalam mempelajari matematika. Setiap buku yang didalamnya terdapat soal matematikanya aku lahap sampai habis. Tak lupa aku mengikuti private online melalui salah satu web untuk menambah pengetahuanku. 

Ulang tahun ke-16 ! Ya, ini adalah salah satu bagian dari harapanku di ulang tahun ke-16. Aku berharap di ulang tahun ke-16 ini, aku bisa mengerjakan soal-soal heksakta dengan baik, aku tetap mempertahankan dan mengembangkan bakatku di dunia seni, aku bisa mengaplikasikan Beauty yang sebenarnya didalam hidupku, dan bisa kembali memiliki Andre. Hanya itu Tuhan, dan aku harap aku mampu.
                                                                        *
Dua bulan kemudian
            “ Tok…tok…tok…”
“Siapa???”
“Tok…tok..tok..”
“Aduh siapa sih malam-malam gini ngetok-ngetok??!! Gak tau apa orang lagi enak-enakan mimpi???!!”
Sreeeetttttttttttt….
“Surpriseeeee ! Happy birthday Beauty..happy birthday Beauty..happy birthday..happy birthday..happy birthday Beauty. Yeahhh, make a wish dulu gih baru tiup lilin”
Hening sejenak.
“Amin !”
“Tiup gih lilinnya”

Lilin didepanku terdiri dari dua angka, 1 dan 6. Itu berarti umurku sudah genap 16 tahun hari ini. Ada kebahagiaan tersendiri saat aku telah meniup angka 16 didepanku. 15 tahun yang lewat sudah aku lewati dengan begitu banyak pahit dan manis dan sekarang di umur yang ke-16, aku berharap aku juga bisa melewati itu semua dengan baik. Umur baru, tantangan baru, dan tentunya harapan baru. Tuhan, aku tak meminta kemudahan dariMu, yang aku minta hanyalah sebuah kekuatan yang memampukanku tuk bisa wujudkan semua impianku.
Oya, ada yang terlupa. Apa kalian masih ingat bagian dari harapanku di ulang tahun ke-16? Bisa mengerjakan soal-soal heksakta dengan baik, tetap mempertahankan dan mengembangkan bakat di dunia seni, mengaplikasikan Beauty yang sebenarnya, dan kembali memiliki Andre. Ya, ke-4 harapanku itu masih ada dalam benak dan pikiranku. Dan apa kalian tahu kalau semua itu hampir terwujud?? Ya, di masa-masa menjelang ujian semester kemarin aku berjuang mati-matian agar nilai matematikaku mendapat nilai yang baik dan ternyata aku mendapat nilai tertinggi dikelas, yaitu 100. Seorang sahabat penaku yang berasal dari Manado mengajakku untuk membuat novelete duet bertemakan Usia 16 dan sekarang novel itu telah terbit dan dijual di berbagai toko buku. Diantara 4 harapan yang kucantumkan tersisa dua harapan yang belum terwujud, tapi apa kalian tahu kalau sisa harapan itu terwujud detik ini juga??!!

“Dik, maafin aku ya. Kemarin-kemarin aku ninggalin kamu gitu aja waktu aku udah punya pacar. Jujur aku ngerasa kehilangan momen-momen kita dulu dan sekarang aku cuma bisa bilang happy bornday ya cantik”
“Hehehe, iya santai aja sih kak, gak usah tegang gitu ngomongnya. Eh, tapi aku bukan cantik loh kak, aku Beauty. Cantik kan nama pacar kakak”
“Dik, aku sama Cantika udah putus dari sebulan yang lalu”
“Hah? Kok bisa?”
“Aku gak suka sifatnya. Egois, posesif, sok paling cantik sendiri, ya gitu deh, pokoknya aku gak suka sifatnya. Sebenarnya kemarin aku nerima dia cuma buat manasin seseorang aja, tapi sayangnya dia gak panas-panas tuh”
“Seseorang?Siapa kak?”
“Hmmm, kasihtau gak ya….”
“Kasihtau sih kak”
“Hmm, orangnya cantik, rambutnya hitam panjang, hidungnya mancung, paling bolot sama yang namanya matematika, tomboi, seniman sejati, dan sekarang dia ada didepan aku”
“Hehehe. Speechless nich kak”
“Aku cuma pengen kamu tahu aja kok dek. Dari awal kita ketemu di lapangan upacara, aku udah tertarik sama kamu. Sekarang sih aku gak minta kamu buat nerima aku, tapi nanti waktu kamu udah 17, aku harap kamu bisa terima aku”
“Makasih ya kak, aku juga sebenarnya suka. Tapi kakak tahu kan, detik ini aku baru resmi 16 tahun. Emang tahan nunggu setahun lagi? Hayoo??!”
“Aku bakal tunggu kok, aku janji. Oya, aku suka sama sifatmu yang sekarang dan aku harap kamu gak berubah. Tetaplah apa adanya, karena tanpa harus dipoles sedikitpun, kamu udah nunjukin Beauty yang sebenarnya dengan semua kebaikanmu”

Oh Tuhan, semuanya terwujud. Aku gak bisa ngomong apa-apa lagi. Cuma bisa bilang terimakasih Tuhan, terimakasih 16, selamat ulang tahun Beauty.

“ Kau tak perlu menjadi orang lain untuk bisa diterima oleh dunia sekitarmu. Jadilah dirimu sendiri dan berjuanglah untuk tetap apa adanya”



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyright : Rahel Simbolon
Won on Event Buah Karya Penulis_Ulang Tahun ke-16

Nikmatnya Masa SMA

Ngomongin masa sekolah emang nggak ada habisnya ya. Sekalipun sekarang udah duduk di bangku kuliah rasanya pikiran ini tetap aja sering melambung ke masa-masa sekolah dulu, apalagi masa SMA yang sering dianggap sebagai masa terindah. Jujur pertama kali masuk SMA rasanya malas banget. Apalagi dengan berubahnya statusku dari yang anak swasta jadi anak negeri. Harus diakui memang SMA yang pernah ku duduki adalah SMA terfavorit di kotaku, bahkan terkenal sampai ke kota-kota lainnya.

Yang paling aku ingat dari masa SMA-ku adalah saat dimana aku duduk di bangku kelas 3, saat dimana aku dan teman-temanku harus berjuang agar bisa lulus dengan nilai yang baik.  Beberapa bulan sebelum UN, kami semua diminta untuk mengikuti pelajaran tambahan di sekolah. Di awal pelajaran tambahan, semua kelas terisi penuh oleh para siswa, karena mungkin semangatnya masih banyak. Tapi lama-kelamaan jumlah siswa yang mengikuti pelajaran tambahan bisa dihitung dengan jari. Ada kelas yang hanya berisikan 10 siswa seperti kelasku bahkan ada kelas yang hanya berisikan 3 orang sehingga mereka bak les privat. Untungnya para guru adalah PNS yang memiliki gaji tetap sehingga sedikitnya jumlah siswa tak menjadi persoalan bagi mereka. Menjelang UN yang semakin dekat, aku dan teman-teman semakin merasakan kegalauan. “Kira-kira bisa nggak ya? Kita lulus nggak ya?”. Namun dibalik itu semua kami tetap berusaha untuk senyum dan tertawa seperti biasanya, bahkan kami merasakan kedekatan yang semakin intim menjelang perpisahan. Oya, aku belum bilang kalau aku dan teman-teman duduk di kelas XII IPA E, kelas penengah antara kelas IPA dan IPS. Karena kelas kami adalah kelas IPA paling buntut, seringkali kami merasa diremehkan oleh para guru. Ya, memang bila dibandingkan dengan kelas IPA lainnya, kelas kami paling amburadul. Nggak cuma fisiknya doank loh, orang-orang di dalamnya bisa dibilang sakit jiwa juga. Setiap hujan deras datang, kelas kami tak pernah lolos dari yang namanya banjir. Alhasil setiap hujan datang, selama satu hari itu kami kebanyakan sibuk membuang air ke selokan luar kelas dibandingkan belajarnya. Para guru yang kebetulan lewat di depan kelas kami hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelas kami yang luar biasa berantakan. Kelas itu juga tak pernah lolos dari yang namanya tendangan bola karena letaknya yang bersebelahan dengan lapangan bola. Satu kata yang bisa menggambarkan keadaan kelas kami adalah miris. Tadi aku katakan bahwa isi di dalamnya adalah orang-orang sakit jiwa. Ya, memang didalamnya berisikan orang-orang sakit jiwa yang kerjanya suka ngusilin guru, memancing emosi dengan suara yang luar biasa kerasnya, ngejahilin setiap mahasiswa PPL yang masuk ke dalam kelas, pura-pura baca dengan ngediriin buku di atas meja padahal dibaliknya tidur, makan di kantin jika guru berhalangan hadir, lari ke WC jika dirasa pelajaran membosankan, dan bermain kartu remi sampai akhirnya harus ditampar oleh pejabat sekolah yang kebetulan lewat di depan kelas.

Kenakalan semasa SMA memang begitu mengasyikkan dan terasa lucu setiap mengingatnya. Namun tahukah kalian apa yang terjadi setelah kami lulus SMA? Sebagian besar dari kami diterima di beberapa PTN dan 5 orang yang ditampar tadi telah masuk dalam jajaran mahasiswa UGM, IPDN, dan STAN. Begitu membanggakan bukan? Inilah yang membuat kami semakin bangga dengan adanya kami, sekalipun kami dinilai bodoh, kami tetap berjuang untuk bisa meninggalkan kenangan yang baik.

Akhir kata aku hanya ingin mengatakan, “Nikmatilah masa sekolahmu dan buatlah kenangan indah sebelum kau meninggalkannya”.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
copyright : Rahel simbolon, 2012
FaiLed on Event FTS "Aku dan SekoLah"