Tuesday, June 19, 2012

Terimakasih 16!



Hai dunia !! Perkenalkan namaku Beauty. Aku terlahir ke dunia tepat 15 tahun yang lalu pada tanggal 25 Januari 1996. Terlahir sebagai anak terakhir di tengah-tengah keluarga yang didominasi oleh laki-laki membuatku tumbuh menjadi remaja yang tomboi. Ayahku laki-laki, kedua abangku laki-laki, dan bundaku mantan juara karate tingkat nasional. Keluarga kami adalah keluarga super. Kau tahu apa maksud super disini? Tak ada satupun dari kami yang lemah dalam hal berkelahi, apalagi bunda. Statusnya sebagai mantan atlet membuat ia ditakuti banyak orang, apalagi oleh ibu-ibu komplek yang teramat doyan menggosipkan keluarga kami. Setiap bunda lewat di depan mereka, secepat angin gossip-gossip murahan mulai berhembus dari bibir- bibir monster itu. 

“Eh jeng, itu Bu Sam lewat. Makin makmur aja tuh badan”
“Ya ampun jeng ini, biasa atuh istri pejabat badannya makmur, kan duit buat beli beras diambil dari duit Negara, duit Negara kan banyak gitu”
“Iya ya, mobilnya juga udah  nambah tuh. Kemaren saya lihat anaknya yang nomor dua yang make”

Untungnya bunda adalah sosok yang kuat, ia tak pernah terpengaruh dengan sindiran ataupun berita-berita tak sedap yang dibuat-buat sendiri oleh warga yang tak suka dengan keberadaan keluarga kami yang selalu terlihat harmonis. 

Oya, satu bulan lagi 2011 berakhir dan itu berarti 2012 akan datang. Jika kebanyakan orang menginginkan perayaan ulang tahun di angka 17, maka aku tidak. Meski saat ini aku telah duuk di bangku kelas 1 SMA, angka 16 tetap menjadi angka terindah untukku pribadi. Angka dimana kau akan merayakan tahun terakhirmu sebagai anak-anak sebelum angka 17 yang menuntutmu untuk mampu bersikap dewasa datang. Jujur aku tak ingin melepaskan statusku sebagai anak-anak. Masa kecilku begitu menyenangkan, orang-orang disekitarku selalu memanjakanku, dan pastinya aku tak perlu repot memikirkan berbagai persoalan hidup yang seringkali membuat orang-orang dewasa frustasi dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidup. 

Tunggu ! Sepertinya aku juga memiliki persoalan hidup yang hampir membuatku frustasi dan untungnya tidak membuatku memilih untuk mengakhiri hidup. Beberapa hari belakangan ini ada satu hal yang mengganggu pikiranku. Begini, di SMA-ku ada satu anak laki-laki yang begitu aku kagumi, namanya Andre. Dia adalah seniorku. Ia ampan, pintar, baik dan bintang di sekolah kami. Aku ingat, pertama kali kami bertemu pada saat aku sedang mengikuti MOS. Karena aku begitu bandel dan tak pernah mau menuruti keinginan para seniorku, aku diseret ke lapangan sekolah dan disuruh untuk berdiri di depan tiang bendera. Aku diminta untuk menghormati bendera. 

“Makanya jangan bandel, kalau diperintahin senior itu harusnya nurut, bukan malah ngebantah”
“Masih anak baru aja udah sok, gimana nanti kalau udah 1 tahun disini??!!”
“Pokoknya sampai jam 2 siang nanti, kamu harus tetap berdiri disini. Hormatin tuh bendera sampai puas !”

Saat itu kondisiku sedang tidak fit namun aku tak mau mengelak, aku tak mau terlihat lemah didepan senior-senior bodoh itu. Selama 7 jam aku berdiri sambil mengangkat tangan serta wajahku ke arah bendera. Keringat-keringat batu meluncur dari dahiku dan membasahi bibirku. Waktu telah menunjukkan pukul 14.00 WIB, namun tak ada satupun dari mereka yang menyuruhku untuk berhenti dan pulang. Aku tak kuat lagi dan akhirnya jatuh menelungkup. Dagu dan dahiku menyentuh lantai lapangan yang terbuat dari semen, membuatku tak mampu berdiri, sampai akhirnya seorang laki-laki datang menghampiriku dan mengangkatku menuju ruang UKS. 

“Aduhhh..sakit kak”
“Tahan ya, lukanya harus dibersihin biar kamu gak infeksi dik”
Di ruang UKS, ia membersihkan lukaku dengan pelan. Sakit rasanya apalagi saat ia menempelkan perban di daguku.
“Auuwwwww..Sakitt” aku berteriak menahan sakit
“Udah selesai kok, sekarang kamu istirahat aja dulu ya. Kakak ke kantin dulu ambilin makanan buat kamu. Kamu belum makan kan?”
“Belum kak”
“Yaudah tunggu ya”
Aku menunggu di ruang UKS sambil tidur di atas ranjang UKS. Tak lama kemudian ia datang membawa makanan dan minuman untukku. Diberikannya sepiring nasi goreng kepadaku untuk aku makan.
“Habisin ya dik makanannya, muka kamu pucat banget tuh”
“Iya kak, makasih ya”
“Sama-sama dik. Oya, kamu Beauty kan?? Anak baru yang paling bandel dan gak pernah nurut sama senior??!” ucapnya sambil tersenyum
“Hah?? Kakak tahu namaku?”
“Iyalah dik, nama kamu udah terkenal di sekolah ini. Mereka bilang diantara anak baru yang lagi MOS cuma kamu yang gak pernah nurut sama perintah mereka”
“Hehehe, habis mereka nyuruh yang aneh-aneh kak. Masa aku disuruh nembak cowok yang gak aku kenal??!!”
“Itulah namanya MOS dik, di MOS-lah anak-anak baru diajak buat mengenal lingkungan yang akan ditempatinya selama 3 tahun kedepan. Seharusnya kamu bisa manfaatin waktu ini buat mengenal senior-senior kamu, karena untuk kedepannya kamu pasti butuh bantuan mereka dalam belajar”
“Iya sih kak, tapi….”
“Yaudah makan aja dulu, gak perlu tegang gitu dik, biasa aja.Hehehe”
 “Iya kak”
“Oya namaku Andre, kalau kamu butuh bantuan atau apa, bilang aja sama aku. Sebisa kubantu pasti aku bakal bantu”
“Iya kak, makasih banyak ya Kak Andre” ucapku sambil tersenyum

Semenjak hari itu kami menjadi sahabat. Sosoknya yang begitu bijaksana dan selalu ada saat aku butuh membuatku begitu nyaman berada didekatnya. Dan satu lagi ia tak pernah mempermasalahkan sikapku yang tomboi dan tetap memperlakukanku sebagaimana ia memperlakukan wanita . Semua terasa begitu menyenangkan saat kami bersama sampai suatu hari ia membantu teman satu kelasku yang tertimpa kecelakaan, namanya Cantika. Aku tahu kalau Cantika menyukai Andre sejak Andre menerima surat cintanya pada MOS kemarin dan karena kecelakaan itu mereka semakin dekat. Awalnya aku tak terlalu mempermasalahkan kedekatan mereka karena aku juga sering turut ikut bersama mereka. Namun lama-kelamaan sikap Cantika menjadi aneh. Ia selalu membuat Andre agar menomorduakanku karena ia pikir aku menyukai Andre, sampai akhirnya Cantika menembak Andre, Andre menerimanya dan mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Aku tak berpikir aneh ataupun cemburu, justru aku senang atas jadinya hubungan mereka. Memang awalnya aku tak cemburu tapi lama-kelamaan aku merasa ada yang hilang. Aku kehilangan sosok Andre yang selalu ada untukku saat aku membutuhkan bantuan.

Dan itulah yang aku rasakan sekarang, hal yang membuatku hampir frustasi adalah kehilangan Andre. Belakangan ini aku semakin merasa galau saat aku harus mengakui bahwa aku menyukai Andre. Aku menyukainya layaknya seorang perempuan menyukai seorang laki-laki, bukan sekedar rasa kagum akan sosok seorang kakak. 

Di masa-masa menjelang ujian semester aku semakin rindu padanya yang selalu mengajarkan aku matematika. Maklum saja, untuk pelajaran heksakta, otakku bisa dibilang sangat lambat. Sejak kecil aku sudah divonis oleh berbagai psikolog bahwa otak kananku-lah yang paling dominan dan aktif. Itulah mengapa aku sering meminta Andre mengajariku karena kedua abangku juga sibuk dan mereka tidak punya terlalu banyak waktu untuk mengajariku. Dan sekarang, di minggu-minggu sebelum ujian berlangsung, aku berjuang sendiri untuk bisa menaklukkan soal-soal ini. Terkadang aku bermimpi bisa memiliki kemampuan yang lebih dalam bidang heksakta, namun orang-orang disekitarku terutama Andre seringkali menegurku.

“Coba ya, aku bisa matematika. Kenapa aku harus jago di bidang seni?? Kenapa gak jago di bidang hitung-hitungan aja?!!”
“Hussshhh. Gak boleh ngomong gitu, seharusnya kamu bersyukur kamu bisa melukis, nyanyi, nulis, dan buat film. Banyak loh diluar sana yang pengen punya kemampuan kayak kamu termasuk aku”
“Iya juga sih, tapi……”
“Pokoknya, aku gak mau ngedenger kamu ngeluh lagi. Syukurilah talenta yang udah Tuhan kasih buatmu, karena Tuhan gak sembarang dalam memberi talentaNya”
“Hmm, iya deh, mulai sekarang aku bakal terus bersyukur dan ngurangin yang namanya ngeluh”
“Sipp, gitu kan enak”

Memang aku berjanji untuk tidak mengeluh lagi, namun dibalik itu semua aku tetap ingin menjadi orang yang jago dalam heksakta. Sepeninggal Andre, aku semakin giat dalam mempelajari matematika. Setiap buku yang didalamnya terdapat soal matematikanya aku lahap sampai habis. Tak lupa aku mengikuti private online melalui salah satu web untuk menambah pengetahuanku. 

Ulang tahun ke-16 ! Ya, ini adalah salah satu bagian dari harapanku di ulang tahun ke-16. Aku berharap di ulang tahun ke-16 ini, aku bisa mengerjakan soal-soal heksakta dengan baik, aku tetap mempertahankan dan mengembangkan bakatku di dunia seni, aku bisa mengaplikasikan Beauty yang sebenarnya didalam hidupku, dan bisa kembali memiliki Andre. Hanya itu Tuhan, dan aku harap aku mampu.
                                                                        *
Dua bulan kemudian
            “ Tok…tok…tok…”
“Siapa???”
“Tok…tok..tok..”
“Aduh siapa sih malam-malam gini ngetok-ngetok??!! Gak tau apa orang lagi enak-enakan mimpi???!!”
Sreeeetttttttttttt….
“Surpriseeeee ! Happy birthday Beauty..happy birthday Beauty..happy birthday..happy birthday..happy birthday Beauty. Yeahhh, make a wish dulu gih baru tiup lilin”
Hening sejenak.
“Amin !”
“Tiup gih lilinnya”

Lilin didepanku terdiri dari dua angka, 1 dan 6. Itu berarti umurku sudah genap 16 tahun hari ini. Ada kebahagiaan tersendiri saat aku telah meniup angka 16 didepanku. 15 tahun yang lewat sudah aku lewati dengan begitu banyak pahit dan manis dan sekarang di umur yang ke-16, aku berharap aku juga bisa melewati itu semua dengan baik. Umur baru, tantangan baru, dan tentunya harapan baru. Tuhan, aku tak meminta kemudahan dariMu, yang aku minta hanyalah sebuah kekuatan yang memampukanku tuk bisa wujudkan semua impianku.
Oya, ada yang terlupa. Apa kalian masih ingat bagian dari harapanku di ulang tahun ke-16? Bisa mengerjakan soal-soal heksakta dengan baik, tetap mempertahankan dan mengembangkan bakat di dunia seni, mengaplikasikan Beauty yang sebenarnya, dan kembali memiliki Andre. Ya, ke-4 harapanku itu masih ada dalam benak dan pikiranku. Dan apa kalian tahu kalau semua itu hampir terwujud?? Ya, di masa-masa menjelang ujian semester kemarin aku berjuang mati-matian agar nilai matematikaku mendapat nilai yang baik dan ternyata aku mendapat nilai tertinggi dikelas, yaitu 100. Seorang sahabat penaku yang berasal dari Manado mengajakku untuk membuat novelete duet bertemakan Usia 16 dan sekarang novel itu telah terbit dan dijual di berbagai toko buku. Diantara 4 harapan yang kucantumkan tersisa dua harapan yang belum terwujud, tapi apa kalian tahu kalau sisa harapan itu terwujud detik ini juga??!!

“Dik, maafin aku ya. Kemarin-kemarin aku ninggalin kamu gitu aja waktu aku udah punya pacar. Jujur aku ngerasa kehilangan momen-momen kita dulu dan sekarang aku cuma bisa bilang happy bornday ya cantik”
“Hehehe, iya santai aja sih kak, gak usah tegang gitu ngomongnya. Eh, tapi aku bukan cantik loh kak, aku Beauty. Cantik kan nama pacar kakak”
“Dik, aku sama Cantika udah putus dari sebulan yang lalu”
“Hah? Kok bisa?”
“Aku gak suka sifatnya. Egois, posesif, sok paling cantik sendiri, ya gitu deh, pokoknya aku gak suka sifatnya. Sebenarnya kemarin aku nerima dia cuma buat manasin seseorang aja, tapi sayangnya dia gak panas-panas tuh”
“Seseorang?Siapa kak?”
“Hmmm, kasihtau gak ya….”
“Kasihtau sih kak”
“Hmm, orangnya cantik, rambutnya hitam panjang, hidungnya mancung, paling bolot sama yang namanya matematika, tomboi, seniman sejati, dan sekarang dia ada didepan aku”
“Hehehe. Speechless nich kak”
“Aku cuma pengen kamu tahu aja kok dek. Dari awal kita ketemu di lapangan upacara, aku udah tertarik sama kamu. Sekarang sih aku gak minta kamu buat nerima aku, tapi nanti waktu kamu udah 17, aku harap kamu bisa terima aku”
“Makasih ya kak, aku juga sebenarnya suka. Tapi kakak tahu kan, detik ini aku baru resmi 16 tahun. Emang tahan nunggu setahun lagi? Hayoo??!”
“Aku bakal tunggu kok, aku janji. Oya, aku suka sama sifatmu yang sekarang dan aku harap kamu gak berubah. Tetaplah apa adanya, karena tanpa harus dipoles sedikitpun, kamu udah nunjukin Beauty yang sebenarnya dengan semua kebaikanmu”

Oh Tuhan, semuanya terwujud. Aku gak bisa ngomong apa-apa lagi. Cuma bisa bilang terimakasih Tuhan, terimakasih 16, selamat ulang tahun Beauty.

“ Kau tak perlu menjadi orang lain untuk bisa diterima oleh dunia sekitarmu. Jadilah dirimu sendiri dan berjuanglah untuk tetap apa adanya”



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyright : Rahel Simbolon
Won on Event Buah Karya Penulis_Ulang Tahun ke-16

No comments:

Post a Comment